tulisan ini bisa dinikmati memulai dari bintang (*) manapun dan secara acak urutannya.
selamat membaca :)
*
Untuk mengalahkan
seseorang kamu tidak perlu menghunuskan pedang, seseorang dapat kamu kalahkan
hanya dengan mematahkan impian dan harapannya. seseorang bisa saja
melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka impikan, bahkan dengan
cara mengayunkan pedang terus-menerus. kemenangan dan impian hanya
dibedakan oleh keyakinan terhadap apa yang dia ingin perjuangkan, apakah itu
untuk menang ataukah untuk mimpi dan tidak teruntuk keduanya.
Ketika seseorang mulai
berjuang untuk apa yang mereka inginkan, bisa saja dia mendapatkan dukungan
dari orang-orang disekitar. saat orang-orang disekitar senantiasa memberikan
dukungan yang tak ada henti-hentinya, membuat sang pejuang merasa dipermudah langkah
perjalanannya. sang pejuang tidak mengenal siapa orang-orang ini, hanya
samar-samar raut wajah yang tak terlukis dengan jelas pada memori ingatannya
tetapi tetap saja ini mengganggu pikirannya "kenapa mereka melakukan ini
untuk saya? bahkan mereka tidak tahu perjuangan ini untuk apa?"
bisik-bisik dalam pikirannya.
Semakin hari perjuangan
semakin terasa ringan dipundaknya, semua terjadi berkat bantuan dari
orang-orang disekitarnya. "kenapa mereka sampai sejauh ini, apa yang
mereka harapkan dari saya? bagaimana jika aku menghianati mereka suatu saat
nanti?" pikirannya meracau tak menentu. pejuang merasa tak enak hati
tetapi dia juga tidak ingin kembali berjuang sendiri, pasti akan menjadi sulit
kembali jika harus melakukan perjuangan ini sendiri. pada akhirnya sang pejuang
terlalu menikmati semua kemudahan-kemudahan yang terjadi, dirinya sudah tidak
memperdulikan lagi keadaan orang-orang disekitar. orang-orang yang sudah
membantunya berjuang selama ini, terabaikan hingga terlupakan.
**
Dalam menjalani
kehidupan, seseorang pasti memiliki tujuannya sendiri dalam menjalani masa
hidupnya. dengan berbagai tujuan itu seseorang mulai menciptakan visi, misi
hingga mencita-citakan sebuah mimpi. apakah tujuan itu untuk pengaruh
lingkungannya disekitar atau kedamaian dunianya sendiri, hanya dirinya dan
semesta yang mengetahui segala isi hati.
Pada saat seseorang
sudah mendapati arah dan tujuan hidupnya, maka dia akan melakukan banyak hal
guna menjaga asa itu tetap ada hingga akhir hayatnya. tidak ada yang tahu jalan
seperti apa yang akan dirinya lalui, apakah akan berjalan dengan mudah atau
banyak rintangan yang menanti. dia hanya tau semua hal yang terjadi akan
membuatnya semakin dekat dengan mimpi-mimpi, meyakinkan dirinya sendiri bahwa
semuanya takkan sebanding jika tujuannya telah memberikan hasil yang pasti.
Dan pada perjalanannya
terdapat banyak hal yang harus dihadapinya. pertemanan, percintaan hingga
penghianatan senantiasa menemani setiap langkah dari persimpangan yang dia
temui. memperluas wawasan hingga terkadang merasakan bahwa dunia ini tak ada
batasnya, aku butuh teman untuk menghadapinya. mempertegas kuasa hati bahwa aku
tak kuasa menolak ketertarikan diriku akan sosok dirinya, aku sungguh-sungguh
mencintainya. menerima kenyataan yang menakdirkan bahwa wawasan dan kuasa hati
tak cukup untuk menemani melewati semua perjalanan ini, aku dikhianati oleh
mereka yang kupercayai. akhirnya aku mengalah pada dunia ini, membiarkan siklus
itu berulang kembali lagi dan lagi, biarlah pertemanan, percintaan dan
penghianatan dengan setia menemani perjalanan ini.
Semakin jauh dia
berjalan dikehidupan, tidak jarang dia dihadapkan pada sebuah pertarungan.
dengan keyakinan diri dan tujuan yang harus diraih, dia membekali dirinya
dengan segala persiapan untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi pada
pertarungan nanti. mendewasakan diri dalam setiap langkah menuju panggung
pertarungan, tidak tahu siapakah yang menanti diatas panggung itu. apakah dia
merupakan musuh yang selama ini menunggu, ataukah melawan diri sendiri untuk
meningkatkan kualitas diri. hal pasti yang bisa diterima dalam pertarungan
nanti hanyalah kemenangan sejati atau kekalahan yang memberi pelajaran.
***
Dari sekian banyak hal
yang terjadi dihidup ini, janganlah pernah menyerah dalam menghadapi situasi-situasi
yang sulit. ingatlah ketika pertama kali kamu memulai perjalananmu, kamu hanya
sendiri dan hanya berbekal pesan-pesan orangtuamu yang kini semakin samar-samar
mengiringi. ketika kamu bertemu seseorang yang menemani perjalananmu, tak perlu
kamu tanyakan "sampai mana kamu akan berjalan bersamaku?" kamu hanya
akan puas jika menerima jawaban yang ingin kamu dengar. biarkan saja dia
menemanimu, hanya dia yang tahu sampai sejauh mana bisa menemanimu. mungkin saja dia
hanya mampir sebentar untuk melihatmu, mungkin saja dia hanya singgah karena
kasihan padamu, atau mungkin saja dia hanya bosan dan menganggapmu sebagai
panggung hiburan. jangan kamu risaukan, teruskanlah perjalananmu sesuai dengan
yang kamu impikan terjadi pada kehidupanmu.
Jika memang perjalananmu
akan kamu hadapi sendiri, berbanggalah pada kemampuanmu melangkah selama ini.
buktikan pada orang-orang yang pernah mampir sebentar itu melihat kesungguhan
seorang yang berhati baja, yang tak tergoyahkan meskipun perjalananmu semakin
sulit kau jejaki. keteguhanmu semakin menguatkan hatimu, menciptakan
keselarasan antara wawasan (logika) dan kenyataan (hati). memastikan hatimu
sekuat baja mampu menerima segala kenyataan yang ada, merangkul wawasan yang
luas untuk menjadi langkah-langkah kakimu semakin tegap menuju mimpi yang kau
ciptakan. hingga tiba dimana kamu menemukan seseorang yang menjemputmu
dipersimpangan, seseorang dengan keteguhan hati yang sama kuatnya denganmu.
meskipun kamu tidak tahu bagaimana dan perjalanan apa yang dia lalui hingga akhirnya
dia menunggumu, menunggu kamu merangkul tangannya dan mengiringi sisa
perjalanannya bersamamu.
Akan tiba dimana kamu
dan teman perjalananmu membagikan kisah-kisah lalu, dengarkan saja dan pastikan
itu tidak menganggu langkah kalian setelah itu. jika dia memang searah dengan
visi, misi dan mimpimu kalian pasti akan melalui perjalan itu dengan tangan
yang semakin erat digenggaman. bukankah sangat menyenangkan apabila
berkesempatan mendapatkan teman untuk perjalananmu yang jauh itu, teman
yang semakin lama semakin menjadikanmu merasa paling sanggup menemaninya. teman
yang membuatmu lupa, melupakan bahwa itu sesungguhnya adalah perjalanmu.
kehidupanmu yang masih banyak langkah-langkah yang harus kau kuatkan, perlahan
kau mulai goyah karena keyakinanmu berubah bukan untuk dirimu. sampai akhirnya
kau sadari bahwa setiap orang sudah mendapati perjalanan kehidupnya
masing-masing.
****
Entah kapan dan
bagaimana akan terjadi, jangan pernah merasa sendiri apalagi iri hati terhadap
perjalanan kehidupan seseorang. setiap orang mempunyai jalannya masing-masing
yang membuat dirinya mampu menghadapi perjalan seorang sendiri, bahkan kamu
tidak tahu seberapa kuat hatinya saat ini. bisa saja melebihi kekuatan hatimu
yang sudah sekeras baja itu, kamu tidak tahu apa yang menjadikan hatinya bisa
lebih angkuh daripada milikmu. yang bisa kamu lakukan hanya tetap melangkah
menuju impian-impianmu, kamu tidak apa bila sendiri saat ini. pastikan dengan
berjalan sendiri tidak menghalangi perjalananmu, bahkan jika mendapatkan teman
perjalananpun kamu belum tentu bisa yakin pada akhir tujuan yang sesuai
harapan.
Biarkan saja jika
perjalanan oranglain terlihat menyenangkan karena tak sendirian, tidak semua
yang berjalan beriringan akan mendapatkan kesenangan serupa. berjalan bersama
memang mendapatkan keringanan bersama, tetapi juga mendapatkan tanggungan
bersama sekaligus. dan jika kamu merasa ringan saat bersama tetapi menanggung
sendiri saat berdua, apakah kamu akan tetap melanjutkan perjalanan bersamanya?
ingatlah, kamu adalah sebuah hati sekeras baja. apapun yang terjadi akan tetap
bisa kamu jalani, seperti apapun halangan yang akan kamu lalui.
Janganlah kau merasa
sendiri walaupun hatimu sekeras baja, Tuhan tidak akan membiarkan kamu melalui
perjalananmu berakhiri sendiri. Tuhan menjanjikan setiap manusia memiliki
pasangan untuk menuju akhir sebuah perjalanan, apakah kamu meragukan sebuah
janji dari Tuhan? teruskan saja langkah perjalananmu sampai akhirnya
mendapatkan jawaban dari apa yang sudah dijanjikan oleh Tuhan, setelah kau
menemukan dirinya yang dijanjikan maka telah lengkap segala persiapan.
persiapan menghadapi bagian akhir dari perjalanan kehidupan, dimana kalian akan
melanjutkannya bersamaan dengan bekal disetengah perjalanan kalian
masing-masing. nikmatilah sisa akhir perjalananmu, dan buat mereka yang sedang
bersamamu selalu mengenang masa-masa perjalanan itu.
"La belle vie est inspirée par l’amour et guidée par la connaissance" -Bertrand Russell-
Lihat
apa yang gue lakuin malam ini? gue mau ngisi blog gue pake acara di draft dulu.
biasanya juga trabas aja macam bus sumber bkencono
solo-surabaya semua tulis sampai titik terakhir tanpa berhenti, tapi ada
perbedaan untuk tulisan yang ini dan entah apa akan berlanjut pada tulisan gue
nantinya atau tetap pada pola suka-suka gue mau nulisnya bagaimana.
Sebelumnya
gue cerita kalo alasan menulis yang sering terjadi adalah karena kegelisahan
yang dicurahkan, dan beberapa tulisan gue lainnya ternyata adalah alasan gue
untuk menyampaikan pesan. karena gue gak punya kesempatan atau mungkin masih belum
ada kesempatan untuk berbicara secara langsung, emang gue sadari gue lebih baik
dalam berbicara sebagai media pendekatan daripada tulisan. ya karena belum
di-ke-sempat-kan dalam momen bernama ngobrol, menjadikan ngoceh sendiri dalam
tulisan adalah pelampiasannya. seseorang yang gue suka tulisannya, secara tidak
langsung memacu gue untuk menulis lagi diblog sebagai penawar kegelisahan dan
penyampai pesan. dan pastinya akan menjadi sebuah kenangan jika kembali
membacanya di tahun-tahun kemudian. iya, di sekian tahun gue menghilang dari
dunia blog, tulisan yang pernah tercipta bak poto-poto dari album poto lama
yang jika anda buka tiap lembarnya anda akan teringat seluk-beluk hal
mengenainya. bahkan gue sempat berpikiran untuk membukukan tulisan diblog gue
ini dalam 5 atau 10 tahun lagi seandainya gue masih menulis. alasannya
sederhanya saja, hanya untuk mengawetkan kenangan-kenangan dalam suatu masa
ketika masa itu adalah dimana gue berani bercerita akan kisah-kisah
perjalanannya. gue yakin jika memang akan tercipta buku itu, entah apa perasaan
gue nanti saat membaca paragraf ini? ;D
76 Days
later...
Setelah
berhari-hari hingga bulan setelah 2 paragraf diatas akhirnya tulisan ini
dilanjutkan pada paragraf ketiga. dan seperti yang gue kira, menulis dengan
cara membuat draft tanpa catatan pribadi bukan cara gue ngeblog selama ini.
karena tanpa catatan diluar draft, gue yakin tulisan ini bakalan berubah atau
berkembang bahkan nyasar dari awalan topik yang mau dibahas dari kata penulisan
paragraf pertama. biarlah, semua sudah terjadi adanya. biar gue tuliskan
sedikit apa yang terjadi dalam 76 hari terakhir sebelum tulisan ini dilanjutkan.
*tarik nafas
dalam-dalam* *hembuskan semua sampai tak tersisa* *bernafas normal*
Ketika
postingan diblog sebelumnya gue menceritakan tentang seseorang, seseorang yang
membangkitkan gairah gue dalam menulis blog karena kesenangan dia adalah
blogging. maka tulisan kali ini akan menuliskan tentang seseorang yang membuat
gue hanya ingin mencurahkan segala kata perkata diblog tanpa berharap tulisan
ini dibacanya, tapi jika tetap ingin membaca sangat dipersilahkan. karena
disini gue menulis dengan hati karena semua tulisan diblog ini juga terangkai
lewat hati.
Beberapa
waktu lalu gue dipertemukan dengan seseorang dalam sebuah teater layar lebar di
pusat kota, berawal dari sebuah ajakan gue tentang film yang sedang
ditayangkan. hari itu adalah pertemuan pertama kita setelah beberapa hari
ngobrol lewat social media, gue sangat menikmati setiap momen-momen
yang terjadi. ketika di studio teater terlihat adegan-adegan yang menyeramkan
(bagi dia) dan biasa banget bagi gue (maklum biasa nonton yang sadis-sadis.
LOL) secara berkala gue menenangkan dan memastikan "semua baik-baik aja,
gue ada disini dan jangan takut" walaupun tanpa kata-kata. karena emang
seharusnya pria bertanggung jawab atas pasangan yang sedang bersamanya,
memberikan jaminan kalo dia akan kembali pulang dengan segala hal utuh tanpa
ada yang kurang. setelahnya, berkesempatanlah kita pada tempat yang sederhana
tapi bisa ngobrol sepuasnya. karena gue memang tipikal manusia yang ngobrol,
karena ngobrol ngebuat gue bisa saling bicara dengen mengutarakan emosi dibalik
kata-kata yang terucap lewat gerakan visual kita. sangat menyenangkan bukan,
jika seseorang berkata dia senang bersama anda dan saat itu terucap, dia
tersenyum lebar tepat dihadapan anda? itu lebih berarti daripada hanya sekedar
tulisan dan kata-kata. hal ini juga berlaku untuk seseorang yang mengungkapkan
perasaan sedih atau jenuh terhadap anda ;)
Hari-hari
mulai dilalui dengan sapaan-sapaan hangat saat pagi hingga menutup hari. entah
apa saja yang kita bicarakan tapi disetiap pesan masuk ke ponsel gue, gue
selalu bisa merasakan setiap kata yang tertulis terdapat suara-suara yang bisa
gue denger secara langsung. hal-hal seperti itu terjadi pada sebuah hubungan
baru yang mulai dibangun, apalagi jika orang tersebut merupakan tipikal orang
yang sudah lama tidak kita temukan. dan setiap obrolan yang tercipta menjadi
semakin intense dari waktu ke waktu. bahkan sampai gue
memberanikan diri kenal dengan keluarganya dan berharap dikenalkan pada
sahabat-sahabatnya, karena semua hal ini gue dasarkan pada niat yang baik, niat
untuk hubungan yang lebih baik. semakin hari berlalu tidak terlihat tanda gue
akan berjumpa dengan orang terdekatnya selain gue yang (terlihat memaksakan)
kerumahnya sehingga bertemu orangtuanya. entah apa yang dikhawatirkan olehnya,
tapi jika akan terus seperti ini maka akan berlarut-larut tiada akhir. hanya
sebuah keberanian dan sikap bisa mengatasinya, padahal dari awal gue sudah siap
untuk menanggung banyak hal bersama. tapi untuk apa kalo pada akhirnya hanya
gue sendiri yang melakukan hal itu tanpa ada langkah yang sama, yang dibutuhkan
untuk berjalan itu adalah menyeiramakan langkah kaki. bukankah ini keahlianmu
nona? :) entah bagaimana jika hanya sebelah kaki yang digunakan, pastinya akan
menjadi sulit dan tanpa keseimbangan. dan hal-hal sederhana yang bisa gue
lakuin seakan-akan hanya akan hanya menjadi gumpalan awan saja. pada akhirnya
entah gue sendiri yang merasakan atau memang ada hal-hal yang menjadi
terhindarkan, gue ngerasa akan terjebak dalam halusinasi hujan. karena gue
belajar romansa dan menjalin hubungan dari @hitmansystem ,
hal-hal begini sudah sangat diperingatkan keras bahwa akan menimbulkan
sifat-sifat yang hanya menjadi beban sendiri jika terlalu dinikmati sendiri.
tetapi gue tetap menikmati apa yang terjadi sambil tetap mengontrol diri dari
(mungkin) kekecewaan diakhir nanti, setidaknya kalo sudah kita persiapkan diri
(dari kecewa) dan jika memang akan ada kecewa, cukup mudah rasanya untuk
disudahi dan melanjutkan bersenang-senang kembali.
Setelah
beberapa pekan terlewati hubungan pun menjadi semakin intim dan menyenangkan,
menikmati kesulitan bersama, membicarakan tentang banyak hal dan (sesekali)
hengot berdua. dan akhirnya gue terjebak dalam halusinasi atas semua hal yang
terjadi, karena emang pada dasarnya niat gue adalah untuk hal-hal yang baik
bahkan dalam doa sekalipun. hari berganti dan ilusi menjadi-jadi pada satu
sisi, pada diri gue sendiri. gue terbiasa melakukan hal-hal menyenangkan selama
ini dan ternyata hanya gue sendiri yang menikmati. gue sadar hal-hal
menyenangkan yang biasa gue lakuin, ketika gue coba berbagi ke oranglain, tetep
aja gue yang nikmatin sendiri. gue sadar penuh kalo kesenangan dia juga berasal
dari orang-orang disekitarnya dan gue juga pengen diposisi yang sama, tetapi
akhirnya gue (mungkin) gak terhitung adanya. setelah beberapa waktu gue mulai
sadar bahwa kebiasaan-kebiasaan sederhana yang gue lakuin ternyata tidak
menjadikan situasi yang baik, tidak lebih baik dari yang oranglain berikan. so,
ketika gue tetep nganggep semua berjalan dengan baik, karena semua obrolan yang
kita bicarakan semuanya terlihat seperti hal-hal baik seperti sebelumnya.
ternyata hal itu lah yang menjadi bomerang buat gue atas rasa (jenuh) yang ada
padanya.
Ketika
gue sadar ada hal yang perlu kita bicarakan tetapi tidak pernah ada kata
pertama dalam obrolan tentang ini untuk jadi pembahasan dan akhirnya BYUUUUR!
tidak lewat obrolan, semua hal yang bisa dibicarakan turun dengan
derasnya menghujani teriknya siang hari, dan dengan social
media kata per kata yang hanya bisa terbaca tanpa gue bisa ngerti
ekspresi seperti apa pada dirinya saat semua rintik kata yang diutarakan itu
perlahan membasahi. gue gak butuh payung untuk berlindung, gue penikmat hujan.
jikalau tubuh ini kebal penyakit flu, gue bakal selalu dibawah hujan kala ia
turun membasahi. sekujur tubuh telah basah karena hujan, semua rintikan kecil
itu telah turun dengan derasnya. tanpa sempat ada obrolan tentang cuaca yang
mulai mendung berawan yang mungkin kita bisa bicarakan "mungkin ada
rintikan, kamu mau berteduh atau berjalan membawa payung?". iya, gue
kehujanan basah tanpa persiapan atau perlindungan. setelah basah kuyup akhirnya
gue sadar, gue butuh mengeringkan diri sambil menikmati indahnya kemilau
pelangi di ujung langit.
Keadaan
sepertinya mulai berubah, berbagai hal yang kita biasa lakukan kini mulai
luntur, larut dalam tetesan hujan yang sudah membasahi diri dengan derasnya
tadi. apakah hal-hal itu bisa diperbaiki? ataukan kembali merelakan diri yang
telah basah ini? sejauh ini, tubuh yang telah basah kuyup tetap bisa dinikmati.
dingin sendiri, mengigil sendiri dan tanpa sambut hangat lagi. dirinya perlahan
menghilang bersamaan dengan hujan yang kini telah mengalir entah kemana. telah
dibawa bersama dirinya hal-hal kecil sederhana, kini kesederhanaan itu terlihat
kian memaksa. sepertinya hal ini adalah sebuah tanda, gue gak akan merasakan
kesederhanaan-kesederhaan yang ada sebelumnya.
Well,
selagi menikmati indahnya warna pelangi, gue semakin belajar banyak hal.
tentang awalnya rintik hingga menjadi turun hujan, tentang waktu yang berjalan
akan bermanfaat atau berlalu, dan tentang kesenanganmu yang belum tentu barlaku
bagi orang disekitarmu. jangan lupakan dirimu yang sebelumnya, menikmati
hari-hari dibawah sinar matahari dengan selalu menyebarkan kebahagiaan dan
cinta. dan ingatlah bahwa hujan yang mengiringi harimu juga membantu
membersihkan diri untuk kenyamanan melanjutkan aktivitasmu dikemudian hari :)
"When do you think people die?
When they are shot through the heart by the bullet of a pistol? No. When the
are ravaged by an incurable disease? No... It's when they're forgotten!" -Dr. Hiluluk
Istilah come
back is real itu pasti lekat banget sama anak Dota, dan gue bisa dikatakan
sebagai salah satu alumni dari permainan ini. Terkadang masih sempat gue memainkannya
untuk selingan di sela-sela istirahat jam kerja, ya itupun karena ajakan para
sesepuh yang selalu membujuk ketika mereka kekurangan pemain. Dota itu sendiri
bisa dimainkan sendiri dalam mode Ai, tapi karena kondisinya dikantor mereka
lebih memilih main 3v3 atau 5v5. makanya untuk menggenapkan gue sering diajak
main, karena game ini juga mengajarkan gue banyak hal yang ternyata bisa
diimplementasikan dalam kehidupan. Seingat gue, dulu sekali game ini sempat gue
bahas sedikit dalam tulisan diblog ini bertahun yang lalu.
Yang
pengen gue bahas disini bukan game tadi, melainkan istilah yang tertulis
pertama kali dipostingan ini. Ya,come
back is real ada apa dengan itu? Dengan
spotify dan setengah gelas kopi sachet gue yang tersisa. Gue coba terjemahkan
apa yang ada dikepala ini tentang come back is real versi gue.
Come back memiliki arti kembali sedangkan real
memiliki arti nyata atau kenyataan, comeback is real disini gue artikan
sebagai kembali itu adalah kenyataan. Kembali yang seperti apa? Kenyataan yang
seperti apa?
Kembali, banyak hal yang bisa terjadi untuk sebuah
kata ini. Banyak hal juga yang menyebabkan kata ini memiliki arti, salah
satunya gue saat ini, saat tulisan ini dibuat dan akhirnya bisa beredar di
dunia. Terdengar lebay, tapi memang begitulah situasinya. Kenapa? Karena saat
ini gue sendiri masih bertanya-tanya, apa yang menyebabkan gue kembali ke dunia
tulis? Kenapa gue mengisi blog gue lagi sejak terakhir tulisan gue beredar pada
menjelang akhir tahun 2013? KENAPA??? Setelah ini sepertinya akan muncul lagi
dan lagi pertanyaan kenapa di tulisan gue kali ini.
Kenapa setelah sekian lama gue menulis lagi? Kenapa
nulisnya juga tengah malam seperti ini? Ya, harusnya beberapa jam lalu gue sudah
memulai. tertunda karena twitter gue sedang maintenance secukupnya faktor sudah
lama gak di jamah pemiliknya, dan akhirnya gue bisa fokus menulis walau tengah malam setelah twitter gue sebagaimana mestinya. Terus terang
saja, ada beberapa hal yang menjadi motivasi untuk menulis kembali. Dialah seseorang yang
menunjukkan dunianya melalui tulisan pada blognya, dia juga yang hari ini
menghiraukan ajakan sekaligun mengubah situasi gue sebagai unknown person menjadi
difficult level person. Entahlah, biar saja toh sudah terjadi. Jika akan
diperbaiki biarkan seperti bagaimana Yang Maha Kuasa memberikan kesempatanNYA. Cukup
membahas seseorang itu, gue sendiri sebenarnya sebelum malam ini juga sering memaksakan untuk menyisakan
banyak waktu sekaligus menumpukan catatan yang bisa gue jadikan bahan untuk
tulisan dalam blog. Yang harusnya sejak lama banyak tulisan beredar, kecuali yang satiuini. Kenapa tulisan yang ini tercipta tanpa rencana?
Ketika gue mau menulis ini dan membahasnya disini,
kata kembali ini sendiri merupakan kegelisahan tersendiri yang mungkin malam
ini gue paksakan untuk mengutarakan. Gue kembali menulis, apakah gue kembali
merasa kesepian? Sejauh tulisan gue beredar, tulisan gue selalu tercipta dari
rasa sepi, sepi yang menggerogoti hati yang memaksa untuk berbagi melalui
lincahnya jemari. Gue sadari ada tulisan yang tercipta saat gue memiliki
pasangan saat itu (baca mantan), keadaannya juga sama. Bersama pasangan tidak
menjamin kesepian tidak akan menghampiri, hanya saja banyak cara untuk mencari
ketenangan dalam sepi dan buat gue menulis adalah vaksinnya. Setiap kata yang
tertulis malam ini mewakili kesepian gue, entah dari sepi yang seperti apa. Apakah setelah semua ini gue kembali merasa kesepian? Dan akhirnya membuat sepi menjadi
gelisah, kegelisahan akan hal-hal yang terlalu terperinci dalam pikiran
memaksakan untuk mencari penawarnya. Kegelisaan yang memaksa untuk menulis seketika
berubah menyenangkan, bahkan jika setelah menulis bisa membawa pembaca
merasakan perasaan penulis itu merupakan hal yang luar biasa. Karena tulisan yang
tercipta juga tercurahkan kepada mereka yang membaca, gue rasa semua penulis
selalu bertujuan untuk itu.
Kenapa akhirnya gue merasa gelisah, setelah sekian
tahun gue lalui tanpa harus menulis di blog. Ya gue sendiri sih baru sadar
beberapa hari ini, alasan-alasan terdahulu mengapa gue nulis di blog. Itu juga membawa
gue akhirnya kembali menulis. Kegelisahan yang terjadi sebenarnya juga selalu
terjaga konsultasinya kepada Yang Maha Kuasa, tapi tetap saja menulis juga
membantu gue dalam proses penyembuhannya. Wait, apa gelisah itu sejenis
penyakit???
Banyak orang yang menolak untuk tidak kembali,
dengan berbagai macam alasan diri sendiri pada situasi yang mereka jalani menyebabkan kembali bukanlah situasi atau pilihan yang harus dijalani. Lantas,
kenapa gue kembali menulis malam ini? Mungkin benar jika ini termasuk dalam
kategori situasi, apakah juga termasuk pilihan? Mungkin iya, karena dengan
menulis di blog gue memilih penawar gue sendiri. Yang sebelum-sebelumnya terbukti mampu
menjadi penawar suatu keadaan gue, entah saat ini atau nanti setelahnya pasti terjawab.
Ketika gue kembali menulis, dengan sendirinya gue
merasakan kegembiraan dalam suasana reuni saat masih aktif menulis. Mungkin juga
karena kondisinya yang berbeda, dulu mahasiswa yang emang suka begadang
sedangkan sekarang pekerja yang hanya saat weekend bisa begadang. Tetap saja
memori-memori itu membantu memecah alur cerita karena cengar-cengir sendiri
seakan-akan gue kembali pada masa itu. Setelah cukup panjang jari menerjemahkan
isi hati, gue bisa senyum sendiri pada paragraf ini dan segera disudahi saja tulisan ini. Haha kenapa nih gue? =))
Kenyataannya, tidak semua orang yang dapat kembali
dapat pula menerima kenyataan pada posisi dia dikembalikan. Ketika gue
menuliskan come back is real gue sendiri sadar bahwa kenyataannya
sekarang gue nulis lagi. Kembali menulis setelah sekian tahun terlewati, dengan
tidak juga rasanya ingin kembali. Kembali sendiri merupakan sebuah pilihan,
apakah kamu akan kembali begitu saja atau dengan segala persiapan. Karena untuk
kembali, berarti kamu akan mengalami beberapa hal-hal atau situasi yang pernah
kamu alami. Entah saat kamu kembali nanti, itu akan terasa seperti sebelumnya
ataukah akan berubah dan tidak ada sama sekali persamaannya.
Yap, sekian dulu yang pengen gue tulis. Tulisan kali
ini juga merupakan sedikit sindirian diri dan bagi yang merasakan.
Siapkah kamu untuk kembali? Pastikan tidak melihat
kebawah saat kamu sudah berada diposisi yang kamu cukupkan untuk kembali.