Bismillah
hirrohman nirrohim..
Istilah come
back is real itu pasti lekat banget sama anak Dota, dan gue bisa dikatakan
sebagai salah satu alumni dari permainan ini. Terkadang masih sempat gue memainkannya
untuk selingan di sela-sela istirahat jam kerja, ya itupun karena ajakan para
sesepuh yang selalu membujuk ketika mereka kekurangan pemain. Dota itu sendiri
bisa dimainkan sendiri dalam mode Ai, tapi karena kondisinya dikantor mereka
lebih memilih main 3v3 atau 5v5. makanya untuk menggenapkan gue sering diajak
main, karena game ini juga mengajarkan gue banyak hal yang ternyata bisa
diimplementasikan dalam kehidupan. Seingat gue, dulu sekali game ini sempat gue
bahas sedikit dalam tulisan diblog ini bertahun yang lalu.
Yang
pengen gue bahas disini bukan game tadi, melainkan istilah yang tertulis
pertama kali dipostingan ini. Ya, come
back is real ada apa dengan itu? Dengan
spotify dan setengah gelas kopi sachet gue yang tersisa. Gue coba terjemahkan
apa yang ada dikepala ini tentang come back is real versi gue.
Come back memiliki arti kembali sedangkan real
memiliki arti nyata atau kenyataan, comeback is real disini gue artikan
sebagai kembali itu adalah kenyataan. Kembali yang seperti apa? Kenyataan yang
seperti apa?
Kembali, banyak hal yang bisa terjadi untuk sebuah
kata ini. Banyak hal juga yang menyebabkan kata ini memiliki arti, salah
satunya gue saat ini, saat tulisan ini dibuat dan akhirnya bisa beredar di
dunia. Terdengar lebay, tapi memang begitulah situasinya. Kenapa? Karena saat
ini gue sendiri masih bertanya-tanya, apa yang menyebabkan gue kembali ke dunia
tulis? Kenapa gue mengisi blog gue lagi sejak terakhir tulisan gue beredar pada
menjelang akhir tahun 2013? KENAPA??? Setelah ini sepertinya akan muncul lagi
dan lagi pertanyaan kenapa di tulisan gue kali ini.
Kenapa setelah sekian lama gue menulis lagi? Kenapa
nulisnya juga tengah malam seperti ini? Ya, harusnya beberapa jam lalu gue sudah
memulai. tertunda karena twitter gue sedang maintenance secukupnya faktor sudah
lama gak di jamah pemiliknya, dan akhirnya gue bisa fokus menulis walau tengah malam setelah twitter gue sebagaimana mestinya. Terus terang
saja, ada beberapa hal yang menjadi motivasi untuk menulis kembali. Dialah seseorang yang
menunjukkan dunianya melalui tulisan pada blognya, dia juga yang hari ini
menghiraukan ajakan sekaligun mengubah situasi gue sebagai unknown person menjadi
difficult level person. Entahlah, biar saja toh sudah terjadi. Jika akan
diperbaiki biarkan seperti bagaimana Yang Maha Kuasa memberikan kesempatanNYA. Cukup
membahas seseorang itu, gue sendiri sebenarnya sebelum malam ini juga sering memaksakan untuk menyisakan
banyak waktu sekaligus menumpukan catatan yang bisa gue jadikan bahan untuk
tulisan dalam blog. Yang harusnya sejak lama banyak tulisan beredar, kecuali yang satiuini. Kenapa tulisan yang ini tercipta tanpa rencana?
Ketika gue mau menulis ini dan membahasnya disini,
kata kembali ini sendiri merupakan kegelisahan tersendiri yang mungkin malam
ini gue paksakan untuk mengutarakan. Gue kembali menulis, apakah gue kembali
merasa kesepian? Sejauh tulisan gue beredar, tulisan gue selalu tercipta dari
rasa sepi, sepi yang menggerogoti hati yang memaksa untuk berbagi melalui
lincahnya jemari. Gue sadari ada tulisan yang tercipta saat gue memiliki
pasangan saat itu (baca mantan), keadaannya juga sama. Bersama pasangan tidak
menjamin kesepian tidak akan menghampiri, hanya saja banyak cara untuk mencari
ketenangan dalam sepi dan buat gue menulis adalah vaksinnya. Setiap kata yang
tertulis malam ini mewakili kesepian gue, entah dari sepi yang seperti apa. Apakah setelah semua ini gue kembali merasa kesepian? Dan akhirnya membuat sepi menjadi
gelisah, kegelisahan akan hal-hal yang terlalu terperinci dalam pikiran
memaksakan untuk mencari penawarnya. Kegelisaan yang memaksa untuk menulis seketika
berubah menyenangkan, bahkan jika setelah menulis bisa membawa pembaca
merasakan perasaan penulis itu merupakan hal yang luar biasa. Karena tulisan yang
tercipta juga tercurahkan kepada mereka yang membaca, gue rasa semua penulis
selalu bertujuan untuk itu.
Kenapa akhirnya gue merasa gelisah, setelah sekian
tahun gue lalui tanpa harus menulis di blog. Ya gue sendiri sih baru sadar
beberapa hari ini, alasan-alasan terdahulu mengapa gue nulis di blog. Itu juga membawa
gue akhirnya kembali menulis. Kegelisahan yang terjadi sebenarnya juga selalu
terjaga konsultasinya kepada Yang Maha Kuasa, tapi tetap saja menulis juga
membantu gue dalam proses penyembuhannya. Wait, apa gelisah itu sejenis
penyakit???
Banyak orang yang menolak untuk tidak kembali,
dengan berbagai macam alasan diri sendiri pada situasi yang mereka jalani menyebabkan kembali bukanlah situasi atau pilihan yang harus dijalani. Lantas,
kenapa gue kembali menulis malam ini? Mungkin benar jika ini termasuk dalam
kategori situasi, apakah juga termasuk pilihan? Mungkin iya, karena dengan
menulis di blog gue memilih penawar gue sendiri. Yang sebelum-sebelumnya terbukti mampu
menjadi penawar suatu keadaan gue, entah saat ini atau nanti setelahnya pasti terjawab.
Ketika gue kembali menulis, dengan sendirinya gue
merasakan kegembiraan dalam suasana reuni saat masih aktif menulis. Mungkin juga
karena kondisinya yang berbeda, dulu mahasiswa yang emang suka begadang
sedangkan sekarang pekerja yang hanya saat weekend bisa begadang. Tetap saja
memori-memori itu membantu memecah alur cerita karena cengar-cengir sendiri
seakan-akan gue kembali pada masa itu. Setelah cukup panjang jari menerjemahkan
isi hati, gue bisa senyum sendiri pada paragraf ini dan segera disudahi saja tulisan ini. Haha kenapa nih gue? =))
Kenyataannya, tidak semua orang yang dapat kembali
dapat pula menerima kenyataan pada posisi dia dikembalikan. Ketika gue
menuliskan come back is real gue sendiri sadar bahwa kenyataannya
sekarang gue nulis lagi. Kembali menulis setelah sekian tahun terlewati, dengan
tidak juga rasanya ingin kembali. Kembali sendiri merupakan sebuah pilihan,
apakah kamu akan kembali begitu saja atau dengan segala persiapan. Karena untuk
kembali, berarti kamu akan mengalami beberapa hal-hal atau situasi yang pernah
kamu alami. Entah saat kamu kembali nanti, itu akan terasa seperti sebelumnya
ataukah akan berubah dan tidak ada sama sekali persamaannya.
Yap, sekian dulu yang pengen gue tulis. Tulisan kali
ini juga merupakan sedikit sindirian diri dan bagi yang merasakan.
Siapkah kamu untuk kembali? Pastikan tidak melihat
kebawah saat kamu sudah berada diposisi yang kamu cukupkan untuk kembali.
Who would have thought I'd see you with someone
else?
Who would have thought that I'd be in such a mess?
Who would have thought that I'd be in such a mess?
Now you know, now you know
I'm just a man on a wire
But I walk that line
I try to keep my senses
Make it to the oher side
I know the consequences and
I feel like I'm walkin' on a tight road
Tidak ada komentar:
Posting Komentar