Minggu, 20 November 2016

oh iya, kamu yang meminta

mengapa hal-hal yang menyenangkan mudah hilang begitu saja?
agar kamu tidak terlena dan lupa kepada siapa pemberi kesenangan.

mengapa kebahagiaan tidak ada tolak ukurnya?
agar kamu senantiasa membahagiaan siapapun tak terkecuali kamu.

mengapa sesuatu yang tidak kamu ketahui hanya membesarkan ego?
karena segala yang ingin kau tau, belum tentu kau mampu menanggungnya.

...

sejak hari itu semua tak lagi sama
tidak ada kehangatan saat salah satu berbicara
sejak hari itu semua tak lagi sama
tak pernah kuketahui apa maksud segala peristiwa

oh iya, kau bahkan tidak mengucapkan sepatah kata
hanya kenangan yang menjadikan terjemahaan-terjemahaan
oh iya, kau bahkan tidak meninggalkan sepatah kata
haruskah aku hanya menikmati keberadaanmu yang kian terdiam

bukankah kita dulu saling melebur segala kerinduan
dengan segala waktu dalam letusan keceriaan yang bersahutan
bukankah kita dulu adalah obat dari segala kecanduan
kesederhanaan dalam titik perhatian sebelum menjadi garis kebahagiaan

sejak hari itu aku bukanlah siapa aku
menjadikan segalanya hanya tentang aku tanpa kamu
sejak hari itu aku bukanlah siapa aku
tidak mengerti kenapa aku, tanpa penjelasan kenapa aku

...

dimanakah kehangatan yang saling menyatukan itu?
tepat berada pada dibahumu, tapi kau biarkan surut menuju tengah laut.

dimanakah kesederhanaan yang sering bersahutan itu?
tepat berada pada pelukanmu, tapi kau biarkan ego menyingkirkanmu.

dimanakah kamu yang baru kemarin mulai melangkah bersamaku?
tepat berada pada sisimu, tapi kau biarkan sebuah tanya menjauhkannya darimu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar